Kondisi Umum Kabupaten Jeneponto
1. Letak Geografis
Kabupaten Jeneponto dengan Bontosunggu sebagai ibukota terletak di ujung bagian barat dari wilayah Propinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar ± 91 Km dari Kota Makassar. Ditinjau dari batas-batasnya maka sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Takalar, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng.
Kabupaten ini memiliki wilayah seluas 749,79 km² dan secara administratif terdiri dari 10 kecamatan, 28 kelurahan dan 84 desa.
2. Topografi Wilayah
Kondisi Topografi wilayah pada umumnya memiliki permukaan tanah yang bervariasi dengan pembagian wilayah adalah wilayah utara terdiri atas dataran tinggi dan bukit-bukit yang membentang dari barat ke timur dengan ketinggian 500 – 1.400 m dari permukaan laut. Daerah ini cocok untuk dijadikan sebagai areal pengembangan hortikultura dan sayur-sayuran.
Pada bagian tengah meliputi wilayah-wilayah dataran dengan ketinggian 100 – 500 m di atas permukaan laut. Daerah ini nilai ekonominya cukup potensial untuk pengembangan tanaman perkebunan dan pertanian tanaman pangan.
Pada bagian selatan meliputi wilayah-wilayah dataran rendah dengan ketinggian 0 – 150 m dari permukaan laut yang cukup potensial untuk pengembangan industri garam.
3. Demography
Pada tahun 2004, jumlah penduduk Kabupaten ini sebesar 327.738 jiwa, terdiri dari laki-laki 159.409 jiwa atau 48,64% dan perempuan 168.329 jiwa atau 51,36%. Kepadatan penduduk yang berbeda disebabkan oleh perbedaan luas wilayah dan jumlah penduduk masing-masing Kecamatan di Kabupaten Jeneponto sedangkan penyebaran penduduk yang tidak merata disebabkan antara lain letak geografis dan tingkat kesuburan tanah.
4. Iklim
Menurut klasifikasi Schmidt-Fergusson, wilayah ini termasuk dalam type B, C dan D. Musim hujan terjadi pada bulan November hingga Juni sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Juli hingga Oktober. Suhu udara daerah ini antara 20° – 30° C dengan curah hujan tidak merata. (Jardiknas)
Rabu, 11 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar