Kabupaten Jeneponto merupakan kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletak di Ujung bagian barat yang secara geografis terletak diantara 5.16º 13´ – 5.39º 35´ LS dan antara 12.40º 19´ – 12.7º 5´ BT. Kabupaten Jeneponto dengan luas wilayah 74.979. Ha, panjang pantai 95 km dan 6,436 km dari garis pantai.
Dari aspek geografis, Kabupaten Jeneponto bagian utara terdiri dari dataran tinggi, berbukit-bukit membentang dari barat ketimur dengan ketinggian 500 – 1.400 meter dpl. Pada bagian tengah meliputi wilayah dengan ketinggian 100 – 500 meter dpl, sedang bagian selatan terhampar pesisir pantai sepanjang 95 km dengan ketinggian 0 – 100 meter dpl.
Kabupaten Jeneponto mempunyai kondisi agroklimat yang bervariasi, terdapat 2 musim, yakni musim hujan terjadi antara bulan Nopember s/d bulan April, dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan musim kemarau terjadi antara bulan Mei s/d bulan Oktober, dengan curah hujan terendah pada bulan Agustus. Tipe iklim umumnya D3 dan D4 yakni memiliki bulan kering secara berurutan berkisar 5 - 6 bulan sedang bulan basah 1- 3 bulan, dan sebagian kecil bertipe iklim C2 yakni memiliki bulan basah 5 - 6 bulan dan bulan lembab 2 - 4 bulan. Jenis tanah di Kabupaten Jeneponto khususnya sentra mangga adalah Regosol, Alluvial dan Grumosol, pH tanah berkisar 5,0 – 7,0 dan curah hujan tahunan berkisar 1.000 – 2.000 mm/tahun.
Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu Kabupaten yang melaksanakan pengembangan kebun buah-buahan yang didanai oleh proyek PAH/IHDUA, JBIC IP-477 dalam pembangunan kebun mangga dengan varietas Arumanis 143 dan Gadung 21 seluas 1.000 Ha di Kecamatan Bangkala yang meliputi 2 desa yaitu Desa Bontoranmu dan Desa Mallasoro.
Kecamatan Kelara dengan luas wilayah 102,25 km² merupakan salah satu kecamatan sentra pengembangan mangga dengan topografi yang beragam, 41 % luas arealnya (9 desa) mempunyai ketinggian < 500 meter dpl dan 59 % (13 desa) ketinggian tempatnya antara 500 – 999 meter dpl. Jarak Kecamatan Kelara dengan ibukota kabupaten 13 km dan ibukota provinsi 90 km, sedang jarak sentra dengan ibukota kecamatan 3 – 10 km dan ibukota kabupaten 15 – 20 km.
Berdasarkan luas tanah dan penggunaannya di Kecamatan Kelara terlihat bahwa 68,72 di lahan kering yang ada berpotensi bagi pengembangan mangga. Tanaman mangga di Kecamatan Kelara merupakan tanaman pekarangan dengan jenis varietas lokal, populasi pertanamannya (1997) ± 6.517 dengan produksi 3,35 Ton.
Pada tahun 1994/1995 sampai dengan 1997/1998 melalui Proyek P2RT yang dilaksanakan di Kecamatan Kelara telah dikembangkan mangga varietas Arumanis 143 seluas 800 Ha dengan populasi 120.000 pohon. Pengembangan mangga ini dialokasikan di 4 (empat) desa, yakni : Samatoring (300 Ha, TA. 1994/1995), Tolo Selatan (100 Ha, TA. 1995/1996; 50 Ha, TA. 1996/1997), Bontolehang (150 Ha, Ta. 1996/1997; 75 Ha, TA 1997/1998) dan Bontomanai (100 Ha, TA. 1996/1997, 25 Ha, TA. 1997/1998).
Disamping 2 (dua) Kecamatan Kelara dan Bangkala, 2 kecamatan lain yang juga merupakan sentra mangga adalah Binamu (100 Ha) dan Tamalate (770 Ha). Di Kecamatan Binamu melaksanakan pengembangan sentra produksi pada TA. 1992/1993 dan di Kecamatan Tamalate pada TA. 1992/1993 (200 Ha). 1993/1994 (550 Ha dan Wilsus 20 Ha). Sumber Deptan (dede)
Rabu, 11 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar